Jambi.win - Didalam perjalanan politik (roadshow), Al Haris sempat mendatangi Tembesi, Kabupaten Batanghari.
Menyebutkan
Muara Tembesi selain mudah dilekatkan Batang Tembesi (Sungai yang kemudian
bermuara ke Sungai Batanghari), juga tidak dapat dipisahkan dari tutur ditengah
masyarakat.
Membicarakan
Tembesi sebagai tempat tidak dapat dipisahkan dari Marga Maro Sebo Tengah. Selain
Marga Maro Sebo Tengah juga dikenal Marga Maro Sebo Ulu, Marga Maro Sebo Ilir
dan Marga Maro Sebo.
Marga Margo
Sebo Ulu berpusat di Sungai Rengas. Marga Margo Sebo Ilir berpusat di Terusan.
Sedangkan Marga Maro Sebo Tengah kemudian berpusat di Tembesi.
Dalam Peta Belanda 1910 – Schetskaart Residentie Djambi –
Adatgemeenschappen (Marga’s) selain disebutkan Muara Tembesi sebagai pusat
Marga juga disebutkan nama tempat seperti Rambutan Masam dan Rantau Kapas.
Maro
artinya adalah maju. Sedangkan Sebo adalah cepat. Jadi Maro Sebo adalah Maju
cepat atau bergerak cepat.
Marga
Maro Sebo Tengah terletak diantara Marga Kembang Paseban dan Marga Maro Sebo
Ilir. Karena terletak ditengah maka kemudian disebut sebagai Marga Maro Sebo
Tengah.
Dusun-dusun
yang termasuk kedalam Marga Maro Tengah terdiri dari Dusun Rantau Kapas Tuo,
Dusun Rantau Kapas Mudo, Dusun Pelayangan, Dusun Rambutan Masam, Dusun Sungai
Pulai dan Dusun Sungai Rumbai.
Marga
Maro Sebo Tengah dikenal didalam Piagam Tanah Tantan yang dibuat oleh oleh
Sultan Agung Seri Inga Laga pada tahun 1277 h untuk Tumenggung Kerajaan Suta
Dilago Periai Rajo Sari tentang Perbatasan Tanah Tantan dan tanah Batin Limo
dalam Tembesi
Disebut
dengan Dusun Tembesi karena adanya Sungai Tembesi. Sedangkan Dusun Rantau Kapas
dikenal kisah tentang 7 rumah. Waktu itu banyaknya kapuk (kapas). Waktu angin
tiba penuhlah dusun dengan kapas. Sehingga kemudian dikenal dengan Kampung
Kapas atau Rantau Kapas. Kampungnya yang tuo terletak di mudik. Sedangkan di
hilir kemudian dikenal Rantau Kapas Mudo.
Sedangkan
Pelayangan adalah tempat melayang (menyeberang). Disebut dengan rambutan masam
memang daerah ini kemudian dikenal sebagai rambutan masam. Daerah ini hanya
bisa menghasilkan rambutan yang rasanya masam.
Disebut
Sungai Pulai karena ditepi sungai banyaknya pohon Pulai. Sedangkan Sungai
Rumbai memang daerah ini dulunya banyaknya rumbai ditepi sungai. Rumbai
digunakan untuk tikar.
Dulu
kalau mau memerlukan rumbai untuk tikar, maka kesana untuk mengambil rumbai. Disana
juga banyak Pedak. Pedak berasal dari kata Cempedak atau nangka cempedak.
Puyang
Marga Maro Sebo Tengah dikenal “Datuk Puyang Anggut. Di Dusun masih terdapat
makam Datuk Puyang Anggut.
Marga
Maro Sebo Tengah kemudian dikenal sebagai Kecamatan Muara embesi.
Kecamatan
Muara Tembesi terdiri dari Desa Ampelu, Desa Ampelu Mudo, Desa Jebak, Desa
Kampung Baru, Kelurahan Pasar Muara Tembesi, Desa Pelayangan, Desa Pulau, Desa
Rambutan Masam, Desa Rantau Kapas Mudo, Desa Rantau Kapas Tuo, Desa Sukaramai,
Desa Sungai Pulai, Desa Tanjung Marwo.
Pusat
Kecamatan Muara Tembesi di Kelurahan Pasar Tembesi.
Desa
Jebak, Desa Ampelu, Desa Ampelu Mudo sebelumnya termasuk kedalam Batin 24.
Sebagai
daerah bandar pelabuhan hasil Merica, Tembesi menjadi kekuasaan Orang Kayo
Hitam.
Sehingga
tigapuluh tahun kemudian, Jambi terbagi di Muara Tembesi menjadi dua kerajaan.
Satu berpusat di Hulu di Mangunjaya dan hilir di Tanah Pilih.
Kisah
tentang juga dicatatkan didalam Pasal Raja Jambi yang kemudian memberikan keris yang bernama Singa Marajaya yang
kemudian dijadikan Kerajaan kepada orang Tembesi dan orang Batin Sembilan.
*)Direktur Media Publikasi dan Opini Tim Pemenangan Al Haris-Sani