Ditengah masyarakat,
Kecamatan Batin XXIV adalah nama tempat sebelum memasuki wilayah administrasi
Sarolangun, kita menjumpai Kecamatan Batin XXIV. Kecamatan Batin XXIV termasuk
kedalam Kabupaten Batanghari, Jambi.
Batin
XXIV dikenal
sebagai batin (asal) yang menguasai wilayah Batin XXIV. 5 Orang di Pasir Panjang, 8 orang di Durian
Luncuk, 6 Orang di Teluk Mampir dan 5 orang di Koto Buayo.
Dusun
asal Batin XXIV terdiri
dari Karmeo, Koto Buayo, Durian Luncuk dan Teluk Mampir.
Pasir
Panjang kemudian dikenal tempat Karmeo. Teluk Mampir dikenal sebagai tempat
Jelutih. Durian Luncuk dikenal sebagai Biring Kuning. Sedangkan Koto Buayo
tetap bernama Koto Buayo hingga sekarang
Kisah
Karmeo dimulai dari tempat Pasir Panjang. Tempat dimana adanya dua lubuk. Di
hulu dan di hilir terdapat lubuk. Di Lubuk terdapat buayo. Apabila musim
kemarau, datang, Buayo sering keluar
(timbul) dan terjadinya perkelahian buayo. Jadi tempat pertemuan perkelahian
Buayo maka dikenal Koto. Jadi Koto Buayo tempat perkelahian buayo. Dan biasanya
disaksikan para Raja-raja dulu. Tempat Raja-raja dulu menyaksikan di Pasir
Panjang.
Selain
itu juga tempat ini dikenal sebagai “Debung bedarah’. Tempat Raja-raja
bertempur. Tempat ini kemudian dikenal sebagai Koto Buayo.
Kisah
Jelutih dimulai dari Teluk Mampir. Disebut sebagai Teluk Mampir disebabkan
teluk yang jarang mampir (atau tempat yang dihindarkan untuk mampir). Kemudian
pindah ke Rantau kapuk. Sebelah ulu Sungai Jelutih. Disebabkan tidak betah
tinggal disana kemudian sepakat tinggal diseberang ulu Sungai Jelutih. Tempat
ini kemudian dikenal sebagai Jelutih.
Disebut
Jelutih disebabkan ulu sungai ada kayu Belanti. Akarnya mirip Jalu yang
berwarna putih. Akarnya tempat sandaran perahu dan tempat untuk mendarat dari
sungai ke darat. Karena sering dipegang-pegang menjadi licin dan berwarna
putih. Makanya kemudian disebut Jalu putih.
Kemudian
disepakati rapat di dusun, karena ada Sungai dan terdapat Jalu yang berwarna
putih maka kemudian disebut sebagai Sungai Jelutih.
Disebut Durian Luncuk adalah Luncuk
artinya “durian mudo”. Jadi Durian Luncuk adalah durian mudo.
Sedangkan
Durian Luncuk sebelumnya disebut Biring kuning. Kemudian pindah ke Dusun Mudo.
Disebabkan adanya wabah penyakit kemudian pindah ke Dusun Durian Luncuk.
Dengan
demikian maka Pasir Panjang dihuni 5 orang. Teluk Mampir 6 Orang, Durian Luncuk
8 orang dan sisanya di Koto Buayo. Dengan demikian maka 5 orang di Koto Buayo.
Ditengah
masyarakat lebih mengenal Batin 5 di Koto Buayo, Batin 5 Pasir Panjang, Batin 6
Teluk Mampir dan Batin 8 Biring Kuning.
Batin
5 Koto Buayo, Batin 5 Pasir Panjang, Batin 6 Teluk Mampir atau Batin 8 Biring
Kuning adalah kebun yang dihuni. Jadi Batin 5 di Koto Buayo adalah kelompok
kebun yang terletak di Koto Buayo. Begitu seterusnya. Hingga kemudian menjadi
Dusun.
Dengan
demikian maka Batin XXIV adalah XXIV orang yang menghuni di Batin XXIV. Sehingga disebut sebagai Batin XXIV.
Disebabkan
masyarakat yang banyak terdapat di Biring Kuning yang kemudian dikenal sebagai Durian Luncuk kemudian ditetapkan
sebagai Pusat Batin XXIV. Dipimpin Pesirah sebagai Pusat Pemerintahan setingkat kecamatan.
Selain
itu di Durian Luncuk adalah tempat bersatunya Batin XXIV orang. Baik sebagai
benteng pertahanan dari serangan maupun sebagai pemersatu. Kisah-kisah serangan
dari Raja Palembang maupun dalam peperangan Sultan Thaha Saifuddin tidak dapat
dilepaskan Durian Luncuk sebagai benteng pertahanan yang kokoh.
Menurut
masyarakat Batin XXIV, Mata Gual yang kemudian dikenal Batin
V Mata Gual termasuk kedalam Batin XXIV. Sehingga batas Marga Maro Sebo Ulu
yang berbatasan dengan Marga V di Mata Gual adalah Batas Marga Maro Sebo dengan
Batin 24.
Kecamatan Batin XXIV kemudian terdiri dari Kelurahan Durian
Luncuk, Kelurahan Muara Jangga, Desa Aur Gading, Desa Hajran, Desa Matagual,
Desa Simpang Aur Gading, Desa Pakuaji, Desa Kotoboyo, Desa Jangga, Desa Simpang
Karmeo, Desa Bulian Baru, Desa Jangga Baru, Desa Terentang Baru, Desa Simpang
Jelutih, Desa Olak Besar dan Desa Jelutih.(*)
*)Direktur Media
Publikasi dan Opini Tim Pemenangan Al Haris – Sani